Judi Online Makin Marak Di Kalangan Anak Muda Pakar UGM Sarankan Perlunya Edukasi Literasi Keuangan Universitas Gadjah Mada

Revision as of 14:00, 1 November 2025 by DomenicPeyton53 (talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)

Content




Sebagai dosen, Wayan menyarankan adanya forum khusus pencegahan judi online di lingkungan akademik untuk membangun kesadaran mahasiswa tentang bahaya judi online. Selain itu, edukasi pengelolaan keuangan juga penting dilakukan agar mahasiswa mampu mengelola uang sesuai kondisi finansial dan terhindar dari misalokasi anggaran. Bahkan, di Jerman, biaya rehabilitasi korban judi lebih besar daripada transaksi itu sendiri. Kemungkinan terburuk dari maraknya judi online adalah resesi yang disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh misalokasi anggaran rumah tangga untuk hal-hal yang tidak produktif, seperti judi online.

Judi Online Makin Marak di Kalangan Anak Muda, Pakar UGM Sarankan Perlunya Edukasi Literasi Keuangan



Berdasarkanlaporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), perputaranuang dari judi online pada 2023 mencapai Rp 327 triliun. Sedangkan,responden mengatakan mereka yang terlibat dalam judi online lebih sukamenggunakan e-wallet untuk bertransaksi (Populix, 2023). Dalam kasus ini, negara kehilangan opportunity cost sejumlah uang yang diputarkan untuk judi online. situs indo mobile slots terpercaya Dengan data yang sudah disebutkan di atas, negara merugi sebesar 327 triliun rupiah karena uang tersebut dapat masuk ke alokasi dana lain yang bersifat menguntungkan.

LaporanOtoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total pembiayaan dari pinjol mencapaiRp62,17 triliun per Maret 2024.Dengan upaya kolaboratif antara pemerintah, industri,dan masyarakat, diharapkan kita dapat mempercepat pemberantasan judi onlinedan pinjaman online, sehingga mendukung terciptanya masyarakat digitalyang sehat finansial.Lebihjauh, hasil survei Jajak Pendapat (Jakpat) menunjukkan bahwa sekitar 6,1%responden rela meminjam uang dari teman atau keluarga untuk berjudi, sementara5,9% menggunakan pinjaman online (pinjol) untuk memenuhi hasratberjudi mereka.Sedangkan,responden mengatakan mereka yang terlibat dalam judi online lebih sukamenggunakan e-wallet untuk bertransaksi (Populix, 2023)."Judol (judi online) ini banyak digemari karena modalnya kecil, tapi untungnya berlipat," ujar Wayan, Senin (15/11) dalam bincang pakar di ruang Humas FEB UGM.Terlebih lagi, kemudahan pembayaran makin menarik mahasiswa untuk menyetorkan uang deposit secara terus menerus.Dengan data yang sudah disebutkan di atas, negara merugi sebesar 327 triliun rupiah karena uang tersebut dapat masuk ke alokasi dana lain yang bersifat menguntungkan.Angka-angka ini mencerminkandampak mendalam judi online terhadap kondisi finansial individu danmenekankan urgensi untuk menangani masalah ini secara komprehensif.

Jaksa Agung Buka-bukaan soal Dikepung Brimob hingga Pegawai Main Judol



Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebelumnya mencatat perputaran uang terkait judi online selama semester II tahun 2024 mencapai Rp283 triliun, naik dari semester I. Dalam diskusi tersebut, Ibu Deputi mengatakan anak yang melakukan judi online cenderung melakukan tindakan kriminalitas. "hal tersebut judi slot indonesia terpercaya disebabkan karena mereka belum siap secara ekonomi, psikososial dan mental" ungkapnya.

Polri Kembali Blokir Aset Situs Judol Jaringan Internasional Rp36,8 M



Untukmengatasi masalah ini, diperlukan langkah-langkah yang komprehensif sepertipendidikan tentang risiko judi, penguatan regulasi, dan pelindungan datapribadi. Terkait hal tersebut, pemerintah sebelumnya membentuk desk penanganan judi online yang dipimpin Kapolri. Ivan mengatakan jumlah transaksi di Slot gacor USD777 semester I tahun ini melampaui satu tahun penuh di 2022.

Indonesia Darurat Judi Online: Simak Penyebab dan Solusi yang Dapat Diterapkan

Ini termasukmencegah promosi judi online dan memastikan bahwa konten tersebut tidakmudah diakses oleh pengguna, terutama anak-anak dan remaja. Lebihjauh, hasil survei Jajak Pendapat (Jakpat) menunjukkan bahwa sekitar 6,1%responden rela meminjam uang dari teman atau keluarga untuk berjudi, sementara5,9% menggunakan pinjaman online (pinjol) untuk memenuhi hasratberjudi mereka. Sebagian besar, yaitu 81,2%, mengaku menggunakan penghasilanpribadi mereka untuk bermain judi online. Angka-angka ini mencerminkandampak mendalam judi online terhadap kondisi finansial individu danmenekankan urgensi untuk menangani masalah ini secara komprehensif. Lebih lanjut Ibu yang lebih akrab disapa Lisa ini menjelaskan bahwa penyebab dari maraknya anak terjerumus judi online yakni dari pengaruh teman sebaya, akses internet yang tidak dibatasi, terbujuk iklan, rasa penasaran dan kurangnya perhatian dari orang tua. "Untuk Itu peran pengawasan orang tua sangat dibutuhkan untuk mencegah dan memberantas judi online di kalangan anak-anak" ujar Lisa.